Minggu, 13 November 2011

NASABAH UOB BUANA SURATI GUBERNUR BI

Bank Indonesia Harap Mediasi UOB Buana Menjual Motor Sitaan Karena Debt Collectornya Brutal

OPINI | 13 November 2011 | 10:40264  Nihil
Kepada Yth
Gubernur Bank Indonesia
Bp Darmin Nasution
Bp Darmin Nasution, saya mempunyai hutang kartu kredit kepada UOB Buana sebesar Rp 12 juta, karena belum sanggup membayar, sepeda motor saya Yamaha Vega R tahun 2005 disita oleh debt collector UOB Buana yaitu PT Goti Wai Sarut pada bulan Oktober 2009.
Bulan Mei 2010 saya ditagih lagi & dianiaya oleh debt collector UOB Buana sehingga saya menjalani rawat inap di RS Boromeus Bandung selama 3 hari 2 malam, juga harus operasi penyambungan tulang mata Rp 70 juta.
UOB Buana menolak bertanggung jawab atas ulah debt collector nya. Debt collector UOB Buanayang menganiaya saya yaitu Sony DF Pattikawa dari PT Goti Wai Sarut kabur, juga UOB Buana tidak memberikan copy identitas KTP & photo debt collector tersebut kepada Kepolisian,  padahal debt collector tersebut sudah dijadikan tersangka oleh Kepolisian.
Sejak bulan Oktober 2011 sampai sekarang saya mendapat 7 x SMS dari UOB untuk membayar hutang kartu kredit kepada UOB Buana, walaupun saya sudah dianiaya oleh debt collector UOB Buana.
Saya datang ke kantor UOB Buana menanyakan keberadaan sepeda motor saya dengan maksud untuk menjualnya & melunasi hutang tersebut. UOB Buana menjawab tidak tahu, juga tidak mau menerima BPKB sepeda motor yang saya berikan.
Bp Darmin Nasution, saya meminta kepada Bank Indonesia agar mediasi saya & UOB Buana. Apakah BPKB sepeda motor saya berikan kepada Bank Indonesia ? Kalau benar boleh, saya akan memberikan BPKB ke Bank Indonesia agar sepeda motor bisa dijual & bisa melunasi hutang saya kepada UOB Buana. Kalau sesudah dijual, tidak mencukupi untuk lunas, saya tambah supaya lunas.
Juga saya minta agar Bank Indonesia bisa menghimbau bank UOB Buana agar menyerahkan buronandebt collector UOB Buana yang sudah menganiaya saya yaitu Sony DF Pattikawa kepada Kepolisian.
Saya was-was, kalau hutang belum lunas, UOB Buana akan mengirim debt collector ke saya untuk menagih dengan cara menganiaya lagi seperti kejadian baru-baru ini di Semarang. Debt collector UOB Buana menagih dengan cara menganiaya lagi di Semarang seperti diberitakan olehwww.suaramerdeka.com 4 Oktober 2011 :
Debt Collector Bank UOB Buana Dipolisikan http://bit.ly/qjYxYf
Saya menulis surat ini untuk Bp Darmin Nasution di Kompasiana karena saya sudah datang ke Bank Indonesia Jl Braga Bandung, sudah melaporkan mengenai debt collector UOB Buana tapi tidak mendapat tanggapan sama sekali.
Semua bank-bank di Indonesia harus taat & patuh kepada Bank Indonesia. Saya percaya Bp Darmin Nasution sebagai Gubernur Bank Indonesia bisa membantu saya mediasi dengan bank UOB Buana.
Cukup menugaskan staff Bapak, bank UOB Buana pasti menuruti mediasi dari Bank Indonesia.
Yang paling penting, berilah sanksi tegas kepada bank UOB Buana seperti Bank Indonesia memberi sanksi tegas kepada Citibank atas cara penagihan kartu kredit. Sudah 2 (dua) kejadian penganiayaan oleh debt collector UOB Buana di Bandung dan Semarang. Apakah syaratnya nasabah UOB Buanaharus meninggal dunia dianiaya debt collector UOB Buana, baru Bank Indonesia memberi sanksi tegas ? Mohon kebijaksanaan Bp Darmin Nasution sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Terima kasih
Hormat saya,
Muji Harjo
Bandung
(Korban Debt Collector bank UOB Buana)




DI CUPLIK DARI : kompasiana.com (oleh: goman pin bb 21567E37)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar