Kamis, 25 Juli 2013

(PENYELESAIAN MASALAH KARTU KREDIT / KTA) Konsumen Indonesia Doyan "Gesek" Pakai Kartu Kredit


JAKARTA, KOMPAS.com - Perilaku konsumen dalam berbelanja di Indonesia cenderung berbeda dengan negara maju lainnya. Masyarakat Indonesia lebih senang memakai kartu kredit dibanding kartu debit.
General Manager Divisi Bisnis Kartu BNI Dodit Wiweko Probojakti menjelaskan perilaku berbelanja model Indonesia ini berbeda dengan negara maju seperti Singapura yang malah memakai kartu debit sebagai alat untuk berbelanja.
"Perilaku berbelanja di Indonesia itu mirip dengan Thailand dan Malaysia, yang masih suka berbelanja dengan kartu kredit," ungkap Dodit selepas peluncuran varian kartu debit BNI di Kuningan City Jakarta, Jumat (7/12/2012).
Menurut Dodit, perilaku konsumen di Indonesia ini sebenarnya memakai kartu kredit hanya untuk membayar tagihan bulanan maupun pembelian barang dengan cara mencicil (installment). Sementara masyarakat di negara maju justru memakai kartu debit dengan fungsi yang sama.
"Jelas ini fungsi kartu yang sama namun dengan kartu yang berbeda," tambahnya.
Padahal dengan pemakaian kartu debit ini, nasabah tidak akan dikenakan biaya apapun. Hal ini berbeda dengan pemakaian kartu kredit yang ada biaya tahunan maupun biaya cicilan barangnya.
Menurut Dodit, pemakaian kartu kredit untuk berbelanja ini memang sah-sah saja dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Apalagi perekonomian Indonesia saat ini sedang tumbuh bagus.
"Bila di luar negeri kan sebaliknya. Bunga simpanan saja sudah nyaris nol persen. Bila ada beban bunga kartu kredit, maka beban bunga akan bertambah," tambahnya.
Sekadar catatan, nilai transaksi kartu kredit industri saat ini sudah mencapai Rp 17,5 triliun sebulan. Sementara nilai transaksi kartu debit baru mencapai Rp 6 triliun sebulan.
"Pemakaian kartu debit di Indonesia masih rendah, cuma sepertiga dari pemakaian kartu kredit di Indonesia," jelasnya.
Dorongan pemakaian kartu debit sebagai alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) ini sebenarnya merupakan program kerja dari Bank Indonesia demi mendukung cashless society.



INFO PENTING.....!!!!!
APABILA ANDA MENGALAMI KENDALA DAN BERMASALAH DENGAN PERBANKAN KHUSUSNYA TAGIHAN KARTU KREDIT DAN KTA........
SEGERA HUBUNGI !!!!!!!
  1. Andy Kurniawan,SH (Managing Direktur Mediasi Pratama)
    telp : 0812 3237 8800 / 0857 3311 1988
    pin bb 21567e37 / 7cacd6F9 
  2. MEDIASI PRATAMA
    Kompleks Ruko Surya Inti Permata Blok F 6-7 lantai 3
    Jl. Jemur Andayani Kav 50, Surabaya.  Telp / Fax : (031) 849 3040

(MASALAH HUTANG KARTU KREDIT) Ini Peringatan BI buat Pengguna Kartu Kredit


 
JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) memperingatkan kepada pengguna kartu kredit ataupun kartu debit agar waspada terhadap penyalahgunaan kartu di merchant. Sebab, banyak modus penyalahgunaan kartu yang bisa merugikan nasabah.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat BI Difi A Johansyah mengatakan, tanggung jawab dalam segala penyalahgunaan kartu kredit ataupun kartu debit yang telah diterbitkan oleh bank tidak bisa dilempar ke bank sentral.
"Sebab, pengawasan merchant dan mesin electronic data capture (EDC) merupakan tanggung jawab dari bank penerbit. Jadi, tidak bisa BI yang disalahkan," kata Difi saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (22/3/2013).
Difi menjelaskan, saat ini bank penerbit kartu kredit, khususnya Bank Mandiri yang mengalami masalah penyalahgunaan kartu kredit milik nasabahnya, telah melakukan pemblokiran akun nasabah dan kartu kreditnya. Hal ini untuk mengantisipasi kartu kredit tersebut disalahgunakan oleh pihak lain.
Menurut Difi, bank sentral tidak bisa mengawasi merchant dan mesin EDC milik semua bank karena hal tersebut memang sudah menjadi tanggung jawab bank masing-masing. Saat ada masalah, nasabah harus segera lapor ke bank penerbit, dan nantinya bank akan lapor ke BI.
Masalahnya, lanjut Difi, nasabah juga harus curiga terhadap modus baru penyalahgunaan kartu kredit yang saat ini sedang marak. Khususnya dalam pencurian data setelah kartu kredit digunakan bertransaksi di gerai Body Shop Indonesia. "Nasabah harus curiga, kalau kartu kredit sudah di-deep di mesin, kenapa harus di-swap lagi di mesin tertentu. Nasabah harus waspada terhadap pencurian data itu," tambahnya.
Difi juga mengingatkan bahwa informasi kartu kredit juga bisa disalahgunakan, khususnya saat digunakan untuk bertransaksi di internet.
"Sebab, transaksi di internet itu kan tidak perlu tanda tangan, hanya perlu tiga digit terakhir. Ini yang bisa diambil oleh si pencuri dan bisa digunakan untuk transaksi di mana saja," ujarnya.



INFO PENTING.....!!!!!
APABILA ANDA MENGALAMI KENDALA DAN BERMASALAH DENGAN PERBANKAN KHUSUSNYA TAGIHAN KARTU KREDIT DAN KTA........
SEGERA HUBUNGI !!!!!!!
  1. Andy Kurniawan,SH (Managing Direktur Mediasi Pratama)
    telp : 0812 3237 8800 / 0857 3311 1988
    pin bb 21567e37
     Putri (Manager Operasional) telp. 031-91448788 
  2. MEDIASI PRATAMA
    Kompleks Ruko Surya Inti Permata Blok F 6-7 lantai 3
    Jl. Jemur Andayani Kav 50, Surabaya.  Telp / Fax : (031) 849 3040

( MASALAH KARTU KREDIT) BI: Hati-hati Saat Transaksi Online dengan Kartu Kredit


JAKARTA, KOMPAS.com -  Untuk menghindari pembobolan transaksi kartu kredit, Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat untuk berhati-hati dalam bertransaksi secara online.
"Karena ini sekarang modusnya bergeser ke arah card not present," ucap Deputi Gubernur BI, Ronald Waas, Rabu, (5/6/2013).
Misalnya saja, ketika seseorang berbelanja online, laman website tersebut meminta nomor kartu dan kode pengaman di belakang kartu. Ini tentunya sangat mudah karena nasabah bahkan tak perlu membubuhkan tanda tangan.
Namun, ternyata inilah yang membuat para penjahat bisa mencuri data kartu kredit nasabah. Jadi sewaktu pengguna tersebut mengirim data, identitasnya bisa diambil di tengah transaksi.
Maka dari itu, Ronald meminta nasabah hati-hati dalam berbelanja online. Di sini, perilaku nasabah sangat menentukan keamanan kartu kreditnya sendiri. Nasabah harus sadar betul situs tempatnya berbelanja merupakan laman yang tepercaya.
Ia bilang bahwa nasabah harus mengecek betul apakah laman situs belanja tersebut aman. Situs yang aman ini biasanya masuk ke dalam data Kementerian Komunikasi dan Informasi. "Mereka kan harus dikenal. Jadi bukan semua orang bikin situs lalu jual apa saja," sebut Ronald.



INFO PENTING.....!!!!!
APABILA ANDA MENGALAMI KENDALA DAN BERMASALAH DENGAN PERBANKAN KHUSUSNYA TAGIHAN KARTU KREDIT DAN KTA........
SEGERA HUBUNGI !!!!!!!
  1. Andy Kurniawan,SH (Managing Direktur Mediasi Pratama)
    telp :  0812 3237 8800 / 0857 3311 1988
    pin bb 21567e37
     Putri (Manager Operasional) telp. 031-91448788 
  2. MEDIASI PRATAMA
    Kompleks Ruko Surya Inti Permata Blok F 6-7 lantai 3
    Jl. Jemur Andayani Kav 50, Surabaya.  Telp / Fax : (031) 849 3040






(SOLUSI MASALAH KARTU KREDIT) Kartu Kredit Banyak Dipakai untuk Belanja "Fashion"




foto
JAKARTA, KOMPAS.com — Visa International merilis laporan bahwa pengguna kartu kredit banyak melakukan transaksi untuk fashion, baik membeli pakaian (clothing) maupun aksesori. Penggunaan transaksi ini mengalahkan penggunaan kartu kredit untuk kebutuhan supermarket dan elektronik.
SVP and Head of Customer Value Management HSBC Vira Widiyasari mengatakan, penggunaan kartu kredit HSBC menduduki peringkat teratas untuk pemakaian kartu kredit dalam kategori fashion, khususnya bila dibandingkan dengan perbankan lain.
"Kategori clothing dan aksesori merupakan kategori dengan kontribusi tertinggi sekitar 19 persen (dari Visa). Jumlah tersebut melebihi pemakaian kartu kredit untuk fashion dari HSBC yang mencapai 21 persen dari total transaksi dan jumlah transaksi sehingga transaksi untuk fashion dari kartu kredit HSBC lebih tinggi dari industri," kata Vira saat konferensi pers di Kota Kasablanka Jakarta, Selasa (11/6/2013).
Vira menambahkan, pemakaian kartu kredit untuk fashion ini seiring dengan gaya hidup masyarakat yang ingin memberikan prioritas dalam penampilannya. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah kelas menengah masyarakat di Tanah Air. Terlebih lagi, data dari HSBC yang menyebut bahwa kebutuhan fashion termasuk barang-barang bermerek telah menjadi kebutuhan rutin, khususnya bagi nasabah kelas menengah atas (affluent).
"Dari data tersebut, rata-rata penggunaan nasabah kartu kredit HSBC di kategori fashion juga mencapai 55 persen lebih tinggi dibanding nasabah kartu kredit lainnya," tambahnya.
Becermin dari data tersebut, Vira menganggap bahwa data itu merupakan data wajar karena sekitar 60 persen dari nasabah kartu kredit HSBC merupakan nasabah affluent. Dengan demikian, sangat relevan bila penggunaan kartu kredit HSBC di kategori ini mengalami lonjakan yang cukup signifikan.
Di sisi lain, sehubungan dengan tren berbelanja di kalangan nasabah affluent, Singapura menjadi salah satu tujuan berbelanja favorit. Negara tersebut menempati peringkat teratas untuk tujuan wisata luar negeri dengan pengeluaran untuk kategori clothing dan aksesori, menduduki peringkat kedua tertinggi (20 persen dari total transaksi, berdasarkan data dari VISA 2012).
"Selain Singapura, Hongkong dan Malaysia juga merupakan tujuan wisata favorit berikutnya," tambahnya. Untuk menggenjot jumlah transaksi kartu kredit, HSBC bekerja sama dengan perusahaan brand fashion ternama serta pagelaran diskon fashion, dari dalam negeri hingga internasional, untuk memberikan diskon khusus dan poin rewards bila nasabah menggunakan kartu kredit dari HSBC.



INFO PENTING.....!!!!!
APABILA ANDA MENGALAMI KENDALA DAN BERMASALAH DENGAN PERBANKAN KHUSUSNYA TAGIHAN KARTU KREDIT DAN KTA........
SEGERA HUBUNGI !!!!!!!
  1. Andy Kurniawan,SH (Managing Direktur Mediasi Pratama)
    telp :  0812 3237 8800 / 0857 3311 1988
    pin bb 21567e37
     Putri (Manager Operasional) telp. 031-91448788 
  2. MEDIASI PRATAMA
    Kompleks Ruko Surya Inti Permata Blok F 6-7 lantai 3
    Jl. Jemur Andayani Kav 50, Surabaya.  Telp / Fax : (031) 849 3040