Selasa, 29 Oktober 2013

BANTU TUTUP KARTU KREDIT ATAU KTA

  BANTU TUNTASKAN MASALAH KARTU KREDIT / KTA TANPA BANYAK UANG!!!!!!!!!! TANPA TIPUAN!!!!!!!!!! TANPA KEBOGONGAN!!!!!!!!!!!!!!!!!

MURNI.......LEGAL.....JUJUR........TERPERCAYA..............DAN BERTANGGUNGJAWAB!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
PERTAMA DAN SATU-SATUNYA DI INDONESIA.....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!


gambar-kartu-kredit            

 

TANYAKAN PADA DIRI ANDA.....................

MENGAPA ANDA HARUS BINGUNG DALAM MENGATASI PERMASALAHAN KARTU KREDIT ANDA ??????? 

Sedangkan banyak orang yang memiliki permasalahan yang sama dengan Anda dapat TERBEBAS dari masalah tersebut setelah mendapatkan Solusi Dahsyat dari Kami

APAKAH ANDA MAU TAHU SOLUSINYA????


"SEKARANG, ANDA Bisa Mendapatkan Solusi Jitu tentang bagaimana cara Mengatasi tagihan Kartu Kredit yang terus membengkak, dalam Sebuah Solusi Yang AMPUH Dan DAHSYAT, Lebih PRAKTIS Dan Lebih MUDAH Dari Yang ANDA Bisa Bayangkan..”
 
Pernahkah Anda bisa membayangkan ada konsultan dari suatu badan hukum yang mana mereka bisa dengan mudah mengatasi semua permasalahan mulai dari kartu kredit atau kredit tanpa agunan bahkan dalam pelayanan hukum pidana atau perdata mulai dari :
* Hutang piutang
* Kriminal
* Sengketa Tanah
* Perjanjian
* Perburuhan
* Korupsi
Perlu Anda ketahui bahwa banyak sekali perusahaan atau jasa konsultan semacam ini di luar sana, Tetapi apakah mereka dalam mengatasi permasalahan tersebut melakukannya dengan cara yang LEGAL? bahkan banyak sekali yang MENIPU dan memberikan INFORMASI PALSU!!!!!!!!!!!!!

Maukah Anda menjawab 2 pertanyaan di bawah ini yang BISA membuat Anda terbebas dari semua permasalahan Anda ?


- Bagaimana jika Kami tawarkan untuk mengabaikan semua tagihan, bunga, cicilan Kartu kredit/KTA Anda dan memberikan solusi yg dapat membebaskan Anda dari JERAT HUTANG???



- Bagaimana jika Kami tawarkan pada Anda, agar semua tagihan(biasa berupa telpon, intimidasi, ancaman)  dari bank/kolektor "DIALIHKAN" kpd KAMI yg akan memproses hingga selesai, sehingga Anda bisa nyaman dan bisa bernafas lega???

Apakah Anda mau tahu caranya?

Jika jawaban Anda adalah "Ya" maka tentunya Anda akan mempercayakan pada Kami untuk mengatasi permasalahan tersebut

Coba jawab dengan jujur ya...


 
* Apakah ANDA atau teman/kerabat anda, ada yang kartu kreditnya bermasalah???
 
* Apakah ANDA sdh pernah negosiasi dengan pihak BANK penerbit kartu kredit/KTA tapi gagal atau bahkan ditolak dengan alasan yg berbelit-belit/tdk jelas?

Awas, Kejahatan Uang Plastik Meningkat   
Apakah anda terbiasa melakukan transaksi GESTUN (GESEK TUNAI) ???????!!!!!!!!! 
  
  

* Apakah anda merasa sudah bertahun-tahun melakukan pembayaran minimum tiap bulan, tapi tagihan anda tersebut tidak lunas-lunas? 

                   foto 
Apakah anda terbiasa melakukan pembayaran dengan system ROLLING (Tagihan anda dibayar oleh pihak ke tiga sesuai tagihan, kemudian kartu anda di GESEK kembali sesuai jumlah yang dibayarkan. Sedangkan anda hanya membayar surcharge 3 % ) ?????????????
Catatan : Langkah ini justru menjebak anda dan membawa anda pada "bencana keuangan". Sadar atau tidak, pinjaman anda bukannya LUNAS........justru semakin membengkak!!!!!!!!!!
Sudah (Ratusan bahkan Ribuan) nasabah terjebak dan terlilit utang yang tak kunjung selesai, bahkan harus jual aset hanya untuk menutupi UTANG KARTU KREDIT yang tak kunjung LUNAS.......... 

 
 * Apakah anda merasa keberatan dengan bunga kartu kredit yang selalu muncul setiap kali anda tidak melakukan pembayaran FULL semua tagihan kartu kredit anda? 
 
 
 * Apakah tagihan anda membengkak hingga ratusan juta rupiah, sehingga anda merasa anda tidak sanggup lagi untuk membayarnya?  ATAU …
 
 * Apakah kartu kredit/KTA Anda TIDAK bermasalah, TETAPI ANDA TIDAK ingin menggunakannya lagi???
 
 
STOP !!
SEKARANG, KAMI akan berikan SOLUSINYA untuk ANDA!!!……..
Mulai HARI INI, Kami akan bantu masalah Anda secara LEGAL dan sampai TUNTAS

Manfaat dan Keuntungan apa yang bisa Anda dapatkan :

1. Anda akan merasa AMAN karena dilindungi oleh Lembaga yang BENAR dan BERTANGGUNG JAWAB karena kepengurusan Kartu Kredit / KTA dilimpahkan pada Kantor kami

2. Anda tidak akan di Blacklist oleh Bank 

3. Anda Tidak perlu dikejar Rasa Takut atau bersalah jika Tidak membayar Hutang, Karena seluruh Hutang akan kami selesaikan sampai TUNTAS

4. Dalam waktu 120 hari kasus Kartu Kredit / KTA anda dijamin akan selesai karena dalam track record kami tidak pernah ada yang gagal
5.Banyak sekali solusi yang kami tawarkan..........
yang terpenting dan utama, bahwa sistem kerja kami RESMI dan LEGAL.....
6. Klien kami secara formal dan legal, akan mendapat surat RESMI DARI BANK bahwa masalahnya telah selesai

Anda Tidak Perlu Ragu, Khawatir atau Takut untuk mengambil tindakan sekarang juga, 





karena Kantor kami adalah PERTAMA dan SATU SATUNYA MEDIATOR PERBANKAN RESMI di Indonesia serta Lembaga yang Terpercaya menangani Hutang Kartu Kredit / KTA secara "LEGAL" .

Hingga kini Ribuan Keluhan dan Masalah Nasabah yang terlilit Hutang Kartu Kredit / KTA sudah kami atasi dan sampai saat ini sudah dapat hidup dengan nyaman.  SILAKAN Hubungi Kami SEKARANG JUGA !! dan Kami akan Bantu Anda sampai TUNTAS dan LEGAL!!!


 

INFO PENTING…..!!!!! (GRATIS KONSULTASI)
APABILA ANDA MENGALAMI KENDALA DAN BERMASALAH DENGAN PERBANKAN KHUSUSNYA TAGIHAN KARTU KREDIT DAN KTA……..
SEGERA HUBUNGI !!!!!!!


1. Andy Kurniawan,SH (Managing Direktur Mediasi Pratama)

telp : 0812 3237 8800 / 0857 3311 1988

PIN BB   7CACD6F9

                21567E37

               2. Jeanne (manager konsultan) 

Telp: 031-9260 9930

0822 4437 3534

PIN BB 5219F87F



INGATTT!!!!!!!!!!
JANGAN PERCAYA TERHADAP :
1. Janji diskon antara 70 s/d 90 % (JELAS-JELAS PENIPUAN!!!!!!! Bank tidak pernah ada program tersebut!!!!!!!!!)
2. Janji PEMUTIHAN (JELAS-JELAS PENIPUAN!!!!!!! Bank tidak pernah ada program tersebut!!!!!!!!!)
3. Janji Proses LEGAL
4. AWAS janji “OKNUM PENGACARA” yang mampu menyelesaikan kartu kredit anda.
5. Janji bebas black List Bank Indonesia
6. Debt Colector yang meneror (Jangan pernah takut dengan Debt Colector)
7. Informasi kalau kartu kredit di asuransikan (Ini informasi penipuan dan palsu!!!!)
7.Hati2 Terhadap penawaran iklan jasa penyelesaian kartu kredit lewat SMS atau Media cetak!!!!!! (pelajari terlebih dahulu dan cari pendapat dari kantor lain sebelum anda kerjasama dengan jasa tersebut)




BANYAK SEKALI INFORMASI PALSU DAN MENIPU……………..!!!!!!!!
SEGERA KONSULTASIKAN MASALAH ANDA KEPADA KAMI!!!!!!!!
GRATIISSSSS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!


MEDIASI PRATAMA
WEB :
http://www.mediasipratama.blogspot.com
Telp / fax : 031- 849 3040

E Mail  : mediasi.pratama2000@yahoo.com
Kompleks Ruko Surya Inti Permata Blok F 6-7 lantai 3
Jl. Jemur Andayani Kav 50, Surabaya.

   

Selasa, 08 Oktober 2013

(SOLUSI MASALAH KARTU KREDIT) Cara Hindari Terjebak Hutang Kartu Kredit


 gambar-kartu-kredit

Mudah dan (enaknya…) berbelanja dengan kartu kredit acapkali membuat kita lupa tagihan sudah membengkak, bahkan sudah melebihi kemampuan bayar. Makanya, penting punya kontrol, dimana pemakaian kartu kredit dapat diketahui sejak dini, sebelum jumlahnya menjadi tidak terkendali.
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.
Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah
Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.

INFO PENTING.....!!!!!
APABILA ANDA MENGALAMI KENDALA DAN BERMASALAH DENGAN PERBANKAN KHUSUSNYA TAGIHAN KARTU KREDIT DAN KTA........
SEGERA HUBUNGI !!!!!!!
  1. Andy Kurniawan,SH (Managing Direktur Mediasi Pratama)
    telp ,SMS, WA :  0857 3311 1988
    pin bb 57deda85
     
  2. MEDIASI PRATAMA
    Kompleks Ruko Surya Inti Permata Blok F 6-7 lantai 3
    Jl. Jemur Andayani Kav 50, Surabaya.  Telp / Fax : (031) 849 3040


udah dan (enaknya…) berbelanja dengan kartu kredit acapkali membuat kita lupa tagihan sudah membengkak, bahkan sudah melebihi kemampuan bayar. Makanya, penting punya kontrol, dimana pemakaian kartu kredit dapat diketahui sejak dini, sebelum jumlahnya menjadi tidak terkendali.
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.

Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah

Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
udah dan (enaknya…) berbelanja dengan kartu kredit acapkali membuat kita lupa tagihan sudah membengkak, bahkan sudah melebihi kemampuan bayar. Makanya, penting punya kontrol, dimana pemakaian kartu kredit dapat diketahui sejak dini, sebelum jumlahnya menjadi tidak terkendali.
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.

Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah

Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.

Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah

Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
udah dan (enaknya…) berbelanja dengan kartu kredit acapkali membuat kita lupa tagihan sudah membengkak, bahkan sudah melebihi kemampuan bayar. Makanya, penting punya kontrol, dimana pemakaian kartu kredit dapat diketahui sejak dini, sebelum jumlahnya menjadi tidak terkendali.
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.

Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah

Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
udah dan (enaknya…) berbelanja dengan kartu kredit acapkali membuat kita lupa tagihan sudah membengkak, bahkan sudah melebihi kemampuan bayar. Makanya, penting punya kontrol, dimana pemakaian kartu kredit dapat diketahui sejak dini, sebelum jumlahnya menjadi tidak terkendali.
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.

Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah

Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
udah dan (enaknya…) berbelanja dengan kartu kredit acapkali membuat kita lupa tagihan sudah membengkak, bahkan sudah melebihi kemampuan bayar. Makanya, penting punya kontrol, dimana pemakaian kartu kredit dapat diketahui sejak dini, sebelum jumlahnya menjadi tidak terkendali.
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.

Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah

Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf
udah dan (enaknya…) berbelanja dengan kartu kredit acapkali membuat kita lupa tagihan sudah membengkak, bahkan sudah melebihi kemampuan bayar. Makanya, penting punya kontrol, dimana pemakaian kartu kredit dapat diketahui sejak dini, sebelum jumlahnya menjadi tidak terkendali.
Waktu pertama punya kartu kredit, tidak lama setelah dapat kerja pertama, saya terpikat dengan mudah dan nyamannya menggunakan kartu kredit. Tidak perlu bawa uang tunai jika hendak belanja. Cukup gesek kartu, barang bisa langsung dibawa pulang.
Dengan kartu, saya merasakan beban “kehilangan uang”, yang sering dirasakan saat membayar tunai, terasa hilang. Bayar pakai kartu serasa berbelanja tanpa beban. Saya mengalami yang disebut “buy now pay later” sindrom dalam penggunaan kartu kredit.
Tanpa saya sadari, saking nyamannya, tagihan mulai merangkak naik. Alhasil, saya terjebak dalam hutang kartu kredit. Perlu waktu hampir setahun untuk membereskan hutang tersebut sampai lunas.
Dari pengalaman (pahit..) ini, saya belajar bahwa kartu kredit akan baik selama digunakan sebagai alat pembayaran. Masalah muncul, jika kartu digunakan sebagai alat berhutang. Kapan itu? Saat kita sudah tidak bisa membayar lunas tagihan. Itu indikasi bahwa penggunaan kartu telah melewati kapasitas keuangan kita.
Tingginya bunga kartu kredit membuat tunggakan cepat membengkak jika tidak dibayar penuh. Kenaikkan tunggakan bukan lagi bergerak secara linear, tapi sudah eksponensial. Itu sebabnya penting masalah hutang kartu kredit diatasi sejak dini, sebelum jumlahnya membesar dan menggulung tidak terkendali.
Meskipun hampir semua tahu, bahwa untuk tidak terjebak hutang, tagihan harus dibayar lunas, kenyataanya masih banyak yang punya masalah dengan hutang kartu kredit. Tidak sedikit artikel, wawancara, tulisan di media koran maupun blog, yang sudah membahas masalah ini, tapi tetap saja di berbagai media kita dengar orang yang terjebak dalam hutang kartu kredit. Banyak yang tidak membayar lunas tagihannya.
Saat menggunakan kartu, saya pun sebenarnya selalu ingin membayar lunas. Tidak ada rencana untuk berhutang. Tetapi, karena tidak tahu berapa banyak pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan, saya jadi terlena dan terus memakai. Sampai tagihan datang, saya baru sadar besarnya jumlah tagihan. Setelah itu, praktis tidak bisa berbuat lain, kecuali membayarnya.
Makanya, punya gambaran tentang berapa jumlah pemakaian kartu kredit sangat penting. Dan yang lebih penting lagi, informasi soal pemakaian itu harus diketahui sedini mungkin. Jangan tunggu sampai terima tagihan. Terlambat. Setelah tagihan datang, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Sementara, jika tahu sejak awal, paling tidak, kita bisa mengambil langkah untuk menghindari atau menghentikan tagihan yang membengkak.
Saya mencoba cara ini. Pemakaian kartu kredit di monitor setiap hari. Struk belanja, yang selama ini hilang tidak jelas, saya kumpulkan dan paling lambat dua hari, semua belanja sudah dicatat ke dalam spreadsheet untuk dibuat rekap-nya.
Hasilnya mengejutkan.
Tidak sampai setengah bulan, saya seharusnya sudah berhenti memakai kartu kredit. Kenapa? Karena jumlah pemakaian sudah melebih kemampuan keuangan saya. Hal yang selama ini tidak pernah saya sadari. Pantes saja, gaji selalu “numpang lewat”, ternyata sebagian besar habis untuk bayar tagihan kartu bulan lalu.

Cara Memantau Kartu Kredit itu Mudah

Karena itu, memantau penggunaan kartu kredit jadi hal yang patut diperhatikan. Niscaya, hutang kartu kredit pun bisa dikelola lebih baik. Caranya pun mudah dilakukan.
Pertama, seperti sudah saya jelaskan, mencatat semua transaksi dengan kartu kredit secara rutin. Jangan menunggu sampai tagihan datang. Setiap kali habis melakukan transaksi, struk belanja disimpan untuk nanti dicatat dan direkap. Monitor secara mingguan berapa total pemakaian kartu kredit yang sudah dilakukan dan bandingkan dengan kemampuan membayar kita.
Dengan begini, posisi penggunaan kartu kredit bisa dipantau lebih dini, sebelum tagihan datang. Alhasil, jika penggunaan sudah mendekati batas kemampuan membayar, cepat terdeteksi untuk kemudian diambil langkah, seperti pengurangan atau penghentian sementara transaksi dengan kartu kredit.
Seringkali, karena tidak tahu berapa total transaksi di bulan berjalan., kita tidak menghentikan transaksi, walapun sebenarnya sudah melebihi kapasitas keuangan. Pencatatan rutin mengingatkan, apakah transaksi sudah lewat batas atau belum.
Kedua, kalau merasa repot harus menyimpan struk dan mencatatnya kembali, bisa me-manfaatkan fasilitas mobile banking atau internet banking, seperti yang tersedia di BCA, Bank Mandiri dan Bank Permata. Di fasilitas ini, setiap transaksi kartu kredit bisa segera dilihat secara online, segera setelah transaksi dilakukan. Tidak perlu lagi menunggu sampai lembar tagihan datang..
Biasanya ada jeda waktu, 1 – 3 hari sejak transaksi dilakukan, sampai tagihan muncul di internet banking. Memang fasilitas ini belum semua bank penerbit kartu memilikinya. Kita perlu mengecek ke bank masing – masing apakah memiliki fasilitas ini. Jika ya, sebaiknya fasilitas dimanfaatkan.
“Tak kenal maka tak sayang”. Begitu pula dengan pemakaian kartu kredit. Informasinya harus dikenal dan diketahui sejak awal, supaya langkah pencegahan bisa dilakukan agar hutang tidak sampai membumbung tinggi. Dan caranya pun tidak sulit.
- See more at: http://www.duwitmu.com/kartu-kredit-pantau-penggunaannya-hindari-terjebak-hutang/#sthash.8O27wUIs.dpuf