BERIKUT ADALAH ARTIKEL KESAKSIAN KORBAN KEDZOLIMAN BANK YANG BERHASIL DI DAPAT TEAM MEDIASI PRATAMA (di kutip dari kompasiana.com) :
Hutang adalah merupakan hal yang wajar, karena pemberi hutang atau bank-bank memang harus menyalurkan uang yang didapat dari deposito dan tabungan dengan cara memberikan pinjaman atau hutang kepada nasabah.
Seandainya saja di Indonesia tidak ada yang berhutang atau meminjam uang, semua orang Indonesia harus membeli barang, produk, mobil, motor, rumah dll secara cash atau kontan maka dijamin semua bank di Indonesia akan tutup atau bankrut.
Juga kebijaksanaan Bank Indonesia yang membebaskan semua bank menawarkan kartu kredit kepada masyarakat Indonesia tanpa membatasi jumlah kepemilikan kartu kredit, tentu menjadi hal yang wajar apabila seseorang memiliki lebih dari 5 atau 8 kartu kredit. Akibatnya wajar juga ada nasabah yang macet karena memiliki beberapa kartu kredit sehingga dicekik bunga sangat yang tinggi, akibatnya tidak sanggup membayar lagi karena bunga berbunga.
Apalagi selama ini bank-bank di Indonesia jor-joran menawarkan kartu kredit tanpa ada edukasi kepada nasabah kartu kredit. Saya pernah tahu ada buruh kenalan saya di Cimahi Bandung dengan gaji per bulan Rp 1,25 juta, bisa mempunyai 10 kartu kredit dengan masing-masing limit sekitar Rp 6 juta, berarti bisa berhutang kartu kredit Rp 60 juta. Kalau buruh tersebut sudah menggunakan semua kartu kredit nya, Rp 60 juta, bunga per bulan yang harus dibayar adalah 3,5% berarti Rp 2.100.000 (bunga nya saja belum termasuk pokok hutang).
Gaji buruh tersebut Rp 1,25 juta, bagaimana bisa membayar hutang kartu kredit Rp 60 juta berikut bunga nya ???
Siapa yang salah dalam hal ini ???
Tidak ada yang salah, bank yang menawarkan kartu kredit tidak salah.
Nasabah yang mendapat beberapa kartu kredit juga tidak salah.
Semua terjadi karena diijinkan oleh Bank Indonesia. Waktu debt collector Citibank menagih Irzen Octa, Irzen Octa meninggal dunia, Citibank dikenakan sanksi keras oleh Bank Indonesia.
Waktu itu Citibank benar-benar tersudut, Bank Indonesia memberi sanksi tegas, DPR RI mengecam cara penagihan kartu kredit Citibank, berita-berita dalam negeri dan luar negeri terus menerus memberitakan berita yang memojokkan Citibank.
Tapi hebatnya Citibank, Citibank tidak mau membuka berapa jumlah kartu kredit Irzen Octa yang macet di bank lain.
Memang kita tidak tahu berapa jumlah kartu kredit Irzen Octa karena itu merupakan rahasia bank. Tapi kalau Citibank mau membela diri, Citibank bisa membuka rahasia jumlah kartu kredit Irzen Octa.
Citibank pun mempunyai banyak nasabah yang macet pembayaran kartu kredit nya. Tapi Citibank benar-benar bank sejati, Citibank tidak akan membuka rahasia jumlah kartu kredit nasabah nya di bank lain.
Saya sebagai nasabah kartu kredit UOB Indonesia dengan limit kartu kredit Rp 12 juta, macet pembayaran karena usaha saya belum sukses pada tahun 2009. Sepeda motor saya Yamaha Vega R tahun 2005 (pasaran waktu itu sekitar Rp 7 juta) disita oleh debt collector UOB Indonesia pada bulan Oktober 2009.
Pada bulan Mei 2010 saya dianiaya oleh debt collector UOB Indonesia sehingga saya harus rawat inap di RS Boromeus Bandung selama 3 hari 2 malam.
Juga saya diharuskan operasi penyambungan tulang mata kiri dengan biaya Rp 70 juta.
Segala cara sudah saya tempuh untuk mendapatkan permintaan maaf dari bank UOB Indonesia :
- Lapor ke Polsek Sumur Bandung, sayang debt collector UOB Indonesia yang menganiaya saya yaitu Sony DF Pattikawa kabur, saya minta copy KTP dan photo debt collector tersebut ke bank UOB Indonesia, UOB Indonesia tidak mau memberikan kepada saya.
Polsek Sumur Bandung tidak bisa menekan bank UOB Indonesia untuk menyerahkan buronan debt collector Sony DF Pattikawa.
- Lapor ke Bank Indonesia, sayang tidak ada tanggapan
- Lapor ke YLKI atau Lembaga Konsumen, tidak ada tanggapan (Di Indonesia Lembaga Konsumen tidak berfungsi dengan baik, tidak ada yang membela saya)
- Menggugat UOB Indonesia di Pengadilan Negeri Bandung, sayang Pengadilan Negeri Bandung tidak menerima gugatan saya dengan alasan saya tidak menggugat pihak yang melakukan pemukulan. (Bagaimana saya menggugat pihak yang melakukan pemukulan bila buronan debt collector UOB Indonesia tersebut kabur dari kejaran Pihak yang Berwajib bahkan saya minta copy KTP dan Photo debt collector tersebut, UOB Indonesia tidak mau memberikan)
- Membuat Surat Pembaca di beberapa Media : Media Indonesia dan Kompas
Karena tulisan saya di Kompas dan Kompasiana maka DPR RI Komisi XI memanggil saya dan korban debt collector UOB Indonesia di kota Semarang yaitu Budi Prasetyo. (Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Kompas dan Kompasiana)
Turut dipanggil adalah Presdir UOB Indonesia Armand B Arief, Deputi Gubernur Bank Indonesia juga Wakil dari Kabareskrim
Pada RDP Rapat Dengar Pendapat DPR RI Komisi XI tanggal 14 Februari 2012 Presdir UOB Indonesia Armand B Arief membela diri di hadapan DPR RI Komisi XI dengan mengatakan bahwa saya dan korban debt collector UOB Indonesia Semarang yaitu Budi Prasetyo mempunyai beberapa kartu kredit di bank lain dengan status macet.
(Saya berpikir dalam hati : Memang kalau saya dan Budi Prasetyo
mempunyai kartu kredit macet di bank lain, terus debt collector UOB Indonesia boleh menganiaya ??!! Kalau boleh, aniaya saja semua nasabah kartu kredit UOB Indonesia yang macet di beberapa bank lain)Tidak ada yang salah, bank yang menawarkan kartu kredit tidak salah.
Nasabah yang mendapat beberapa kartu kredit juga tidak salah.
Semua terjadi karena diijinkan oleh Bank Indonesia. Waktu debt collector Citibank menagih Irzen Octa, Irzen Octa meninggal dunia, Citibank dikenakan sanksi keras oleh Bank Indonesia.
Waktu itu Citibank benar-benar tersudut, Bank Indonesia memberi sanksi tegas, DPR RI mengecam cara penagihan kartu kredit Citibank, berita-berita dalam negeri dan luar negeri terus menerus memberitakan berita yang memojokkan Citibank.
Tapi hebatnya Citibank, Citibank tidak mau membuka berapa jumlah kartu kredit Irzen Octa yang macet di bank lain.
Memang kita tidak tahu berapa jumlah kartu kredit Irzen Octa karena itu merupakan rahasia bank. Tapi kalau Citibank mau membela diri, Citibank bisa membuka rahasia jumlah kartu kredit Irzen Octa.
Citibank pun mempunyai banyak nasabah yang macet pembayaran kartu kredit nya. Tapi Citibank benar-benar bank sejati, Citibank tidak akan membuka rahasia jumlah kartu kredit nasabah nya di bank lain.
Saya sebagai nasabah kartu kredit UOB Indonesia dengan limit kartu kredit Rp 12 juta, macet pembayaran karena usaha saya belum sukses pada tahun 2009. Sepeda motor saya Yamaha Vega R tahun 2005 (pasaran waktu itu sekitar Rp 7 juta) disita oleh debt collector UOB Indonesia pada bulan Oktober 2009.
Pada bulan Mei 2010 saya dianiaya oleh debt collector UOB Indonesia sehingga saya harus rawat inap di RS Boromeus Bandung selama 3 hari 2 malam.
Juga saya diharuskan operasi penyambungan tulang mata kiri dengan biaya Rp 70 juta.
Segala cara sudah saya tempuh untuk mendapatkan permintaan maaf dari bank UOB Indonesia :
- Lapor ke Polsek Sumur Bandung, sayang debt collector UOB Indonesia yang menganiaya saya yaitu Sony DF Pattikawa kabur, saya minta copy KTP dan photo debt collector tersebut ke bank UOB Indonesia, UOB Indonesia tidak mau memberikan kepada saya.
Polsek Sumur Bandung tidak bisa menekan bank UOB Indonesia untuk menyerahkan buronan debt collector Sony DF Pattikawa.
- Lapor ke Bank Indonesia, sayang tidak ada tanggapan
- Lapor ke YLKI atau Lembaga Konsumen, tidak ada tanggapan (Di Indonesia Lembaga Konsumen tidak berfungsi dengan baik, tidak ada yang membela saya)
- Menggugat UOB Indonesia di Pengadilan Negeri Bandung, sayang Pengadilan Negeri Bandung tidak menerima gugatan saya dengan alasan saya tidak menggugat pihak yang melakukan pemukulan. (Bagaimana saya menggugat pihak yang melakukan pemukulan bila buronan debt collector UOB Indonesia tersebut kabur dari kejaran Pihak yang Berwajib bahkan saya minta copy KTP dan Photo debt collector tersebut, UOB Indonesia tidak mau memberikan)
- Membuat Surat Pembaca di beberapa Media : Media Indonesia dan Kompas
Karena tulisan saya di Kompas dan Kompasiana maka DPR RI Komisi XI memanggil saya dan korban debt collector UOB Indonesia di kota Semarang yaitu Budi Prasetyo. (Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Kompas dan Kompasiana)
Turut dipanggil adalah Presdir UOB Indonesia Armand B Arief, Deputi Gubernur Bank Indonesia juga Wakil dari Kabareskrim
Pada RDP Rapat Dengar Pendapat DPR RI Komisi XI tanggal 14 Februari 2012 Presdir UOB Indonesia Armand B Arief membela diri di hadapan DPR RI Komisi XI dengan mengatakan bahwa saya dan korban debt collector UOB Indonesia Semarang yaitu Budi Prasetyo mempunyai beberapa kartu kredit di bank lain dengan status macet.
Sewaktu Presdir UOB Indonesia Armand B Arief sedang
mengumumkan bahwa Budi Prasetyo mempunyai beberapa kartu kredit di bank
lain dengan status macet, tiba-tiba salah satu anggota DPR RI Komisi
XI (saya tidak tahu namanya) memotong perkataan Presdir UOB Indonesia dan memperingatkan Presdir UOB Indonesia bahwa ada Undang-Undang Rahasia Bank yang mengatur bahwa hutang bank adalah rahasia pribadi nasabah. Presdir UOB Indonesia Armand B Arief langsung berhenti bicara dan dilanjutkan dengan anggota DPR lain yang berbicara.
Prinsip saya, bila saya mempunyai beberapa kartu kredit di bank lain
yang macet, itu merupakan rahasia pribadi saya, saya juga tidak
menanyakan dan tidak mau tahu berapa hutang Presdir UOB Indonesia Arman B Arief di bank lain.
Juga bila saya mempunyai beberapa kartu kredit yang macet, bank lain menagih dengan cara baik-baik bukan menganiaya saya. Juga bank lain tidak membuka rahasia hutang saya.
Bila saya sukses kembali, maka saya akan membayar hutang kartu kredit
saya. Karena saya adalah Pengusaha, Prinsip saya Pengusaha resiko nya
kredit macet di bank bila belum sukses dalam usaha, asal tidak menipu
orang lain atau membuka cek blong tidak ada dana.Juga bila saya mempunyai beberapa kartu kredit yang macet, bank lain menagih dengan cara baik-baik bukan menganiaya saya. Juga bank lain tidak membuka rahasia hutang saya.
Yang saya persoalkan, bolehkah Presdir UOB Indonesia membuka jumlah kartu kredit saya yang macet di bank lain ??
Kalau benar boleh dan diijinkan oleh Bank Indonesia maka saya sarankan kepada Presdir UOB Indonesia Armand B Arief, semua nasabah kartu kredit UOB Indonesia yang macet, bukalah di muka umum, kalau perlu umumkan di koran cetak. Diharapkan dengan pengumuman tersebut, nasabah UOB Indonesia yang macet tidak akan berani menggugat UOB Indonesia bila dianiaya debt collector UOB Indonesia dan akan malu kepada teman, keluarga, relasi, dll.
Juga untuk Bank Indonesia, kalau benar Presdir UOB Indonesia boleh membuka rahasia hutang kartu kredit nasabah yang macet, maka saya sarankan agar Bank Indonesia mendesak semua bank-bank di Indonesia agar membuka semua nasabah dengan status hutang kartu kredit macet di beberapa bank (Saya yakin jumlah nasabah yang macet kartu kredit pasti banyak)
Kalau perlu semua bank-bank di Indonesia mengumumkan di media cetak semua nama-nama nasabah yang macet kartu kredit nya berikut alamat lengkap dan no telpon yang tertera di data bank.
Kesimpulannya, korban debt collector UOB Indonesia yaitu saya dan Budi Prasetyo di RDP Rapat Dengar Pendapat dengan DPR RI Komisi XI bukan mendapatkan permintaan maaf dari Presdir UOB Indonesia, tapi malah dibuka rahasia kartu kredit di bank lain oleh Presdir UOB Indonesia Armand B Arief.
Juga untuk Bank Indonesia, kalau benar Presdir UOB Indonesia boleh membuka rahasia hutang kartu kredit nasabah yang macet, maka saya sarankan agar Bank Indonesia mendesak semua bank-bank di Indonesia agar membuka semua nasabah dengan status hutang kartu kredit macet di beberapa bank (Saya yakin jumlah nasabah yang macet kartu kredit pasti banyak)
Kalau perlu semua bank-bank di Indonesia mengumumkan di media cetak semua nama-nama nasabah yang macet kartu kredit nya berikut alamat lengkap dan no telpon yang tertera di data bank.
Kesimpulannya, korban debt collector UOB Indonesia yaitu saya dan Budi Prasetyo di RDP Rapat Dengar Pendapat dengan DPR RI Komisi XI bukan mendapatkan permintaan maaf dari Presdir UOB Indonesia, tapi malah dibuka rahasia kartu kredit di bank lain oleh Presdir UOB Indonesia Armand B Arief.
Jadi bila anda mempunyai kartu kredit UOB Indonesia, kemudian macet pembayaran, kemudian anda dianiaya debt collector UOB Indonesia, bila anda menuntut UOB Indonesia, Presdir UOB Indonesia boleh membuka semua rahasia kartu kredit anda yang macet di bank lain di hadapan umum.
Sayang, kalau saya menanyakan kepada Bank Indonesia berapa jumlah kartu kredit Presdir UOB Indonesia Armand B Arief kepada Bank Indonesia, Bank Indonesia tidak akan memberi tahu saya dengan alasan Rahasia Bank.Ironis bukan ???!!!
APABILA ANDA MENGALAMI KENDALA DAN BERMASALAH DENGAN PERBANKAN KHUSUSNYA TAGIHAN KARTU KREDIT DAN KTA........
SEGERA HUBUNGI !!!!!!!
Andy Kurniawan,SH (Managing Direktur Mediasi Pratama)
telp : 031-77297000 / 0813 6979 0688
pin bb 21567e37
MEDIASI PRATAMA
Kompleks Ruko Surya Inti Permata Blok F 6-7 lantai 3
Jl. Jemur Andayani Kav 50, Surabaya.
Demikian sekilas info, mudah-mudahan bermanfaat. Salam
Siapa yang menilai tulisan ini?
KOMENTAR BERDASARKAN :
1 April 2012 13:59:52
wah
sadis juga ya? saya kebetulan nasabah Citibank untuk Indonesia juga
pengguna kartu kredi yang dikeluarkan oleh bank di luar negeri selama
ini masih dalam batas yang masih mesra!
Apalagi saya memang menggunakannya sesuai keadaan. Untuk bill Indoensia saya memakai Citibank dan untuk di luar saya memakai dua kartu lainnya yang dikeluarkan oleh bank tempat saya menjadi nasabah.
Secara tehnis, Citibank lebih ruwet kalaus aya meminta kenaikan batsa krdeit bulanan karena mesti menulis ini itu dan materai sementara kartu kredit saya diluar tinggakl menelpon atau mengirimkan email dan otomatis batas maksisum akan kembali ke semula kalau sdauh waktunyaويجايا
Apalagi saya memang menggunakannya sesuai keadaan. Untuk bill Indoensia saya memakai Citibank dan untuk di luar saya memakai dua kartu lainnya yang dikeluarkan oleh bank tempat saya menjadi nasabah.
Secara tehnis, Citibank lebih ruwet kalaus aya meminta kenaikan batsa krdeit bulanan karena mesti menulis ini itu dan materai sementara kartu kredit saya diluar tinggakl menelpon atau mengirimkan email dan otomatis batas maksisum akan kembali ke semula kalau sdauh waktunyaويجايا
1 April 2012 16:34:17
Terima kasih atas tambahan informasi nya…1 April 2012 18:00:49
Presdir apaan tuh???Utang di bank itu jadi rahasia dong,bukan mempermalukan orang.
Lagian kalau utang,pasti segera dibayar kok,meski gali lobang tutup lobang….
1 April 2012 18:45:31
Benar, terima kasih atas pendapat nya…1 April 2012 19:30:33
ngeri ya jadi nasabah UOB kalau begini cara pimpinannya.Lalu sdh sampai di mana kasusnya Pak Muji ?