Kepada Yth
Gubernur Bank Indonesia
Bp Darmin Nasution
Bp Darmin Nasution, saya mempunyai hutang kartu kredit kepada
UOB Buana sebesar Rp 12 juta, karena belum sanggup membayar, sepeda motor saya Yamaha Vega R tahun 2005 disita oleh
debt collector UOB Buana yaitu PT Goti Wai Sarut pada bulan Oktober 2009.
Bulan Mei 2010 saya ditagih lagi & dianiaya oleh
debt collector UOB Buana sehingga saya menjalani rawat inap di RS Boromeus Bandung selama 3 hari 2 malam, juga harus operasi penyambungan tulang mata Rp 70 juta.
UOB Buana menolak bertanggung jawab atas ulah
debt collector nya.
Debt collector UOB Buanayang menganiaya saya yaitu Sony DF Pattikawa dari PT Goti Wai Sarut kabur, juga
UOB Buana tidak memberikan copy identitas KTP & photo
debt collector tersebut kepada Kepolisian, padahal
debt collector tersebut sudah dijadikan tersangka oleh Kepolisian.
Sejak bulan Oktober 2011 sampai sekarang saya mendapat 7 x SMS dari
UOB untuk membayar hutang kartu kredit kepada
UOB Buana, walaupun saya sudah dianiaya oleh
debt collector UOB Buana.
Saya datang ke kantor
UOB Buana menanyakan keberadaan sepeda motor saya dengan maksud untuk menjualnya & melunasi hutang tersebut.
UOB Buana menjawab tidak tahu, juga tidak mau menerima BPKB sepeda motor yang saya berikan.
Bp Darmin Nasution, saya meminta kepada
Bank Indonesia agar mediasi saya &
UOB Buana. Apakah BPKB sepeda motor saya berikan kepada
Bank Indonesia ? Kalau benar boleh, saya akan memberikan BPKB ke
Bank Indonesia agar sepeda motor bisa dijual & bisa melunasi hutang saya kepada
UOB Buana. Kalau sesudah dijual, tidak mencukupi untuk lunas, saya tambah supaya lunas.
Juga saya minta agar
Bank Indonesia bisa menghimbau bank
UOB Buana agar menyerahkan buronan
debt collector UOB Buana yang sudah menganiaya saya yaitu Sony DF Pattikawa kepada Kepolisian.
Saya was-was, kalau hutang belum lunas,
UOB Buana akan mengirim
debt collector ke saya untuk menagih dengan cara menganiaya lagi seperti kejadian baru-baru ini di Semarang.
Debt collector UOB Buana menagih dengan cara menganiaya lagi di Semarang seperti diberitakan oleh
www.suaramerdeka.com 4 Oktober 2011 :
Debt Collector Bank
UOB Buana Dipolisikan
http://bit.ly/qjYxYf
Saya menulis surat ini untuk
Bp Darmin Nasution di Kompasiana karena saya sudah datang ke
Bank Indonesia Jl Braga Bandung, sudah melaporkan mengenai
debt collector UOB Buana tapi tidak mendapat tanggapan sama sekali.
Semua bank-bank di Indonesia harus taat & patuh kepada
Bank Indonesia. Saya percaya
Bp Darmin Nasution sebagai Gubernur
Bank Indonesia bisa membantu saya mediasi dengan bank
UOB Buana.
Cukup menugaskan staff Bapak, bank
UOB Buana pasti menuruti mediasi dari
Bank Indonesia.
Yang paling penting, berilah sanksi tegas kepada bank
UOB Buana seperti
Bank Indonesia memberi sanksi tegas kepada Citibank atas cara penagihan kartu kredit. Sudah 2 (dua) kejadian penganiayaan oleh
debt collector UOB Buana di Bandung dan Semarang. Apakah syaratnya nasabah
UOB Buanaharus meninggal dunia dianiaya
debt collector UOB Buana, baru
Bank Indonesia memberi sanksi tegas ? Mohon kebijaksanaan
Bp Darmin Nasution sebagai Gubernur
Bank Indonesia.
Terima kasih
Hormat saya,
Muji Harjo
Bandung
(Korban
Debt Collector bank
UOB Buana)
DI CUPLIK DARI : kompasiana.com (oleh: goman pin bb 21567E37)